Ketahuilah bahwa hati itu cenderung kepada Allah SWT dan
hari akhirat, dan bisa membuka jalan kebenaran sedangkan lima hal tersebut
memadamkan cahayanya, membutakan mata hatinya, menutup pendengarannya meski
tidak membuatnya tuli dan bisu, melemahkan kekuatannya dan kesehatannya. Menghancurkan
hasratnya, menghentikan keinginannya. Adapun yang sudah tidak merasakan
kesemuanya ini adalah orang yang telah mati hatinya. Tidak bisa lagi merasakan
kesakitan apabila dilukai. Hal ini merupakan penghalang baginya untuk mencapai
kesempurnaannya dan memutus jalan menuju apa yang seharusnya di tuju, serta
menghalanginya dari kebahagiaan dan kenikamatan yang bisa ditujunya.
Tiada kenikmatan dan kesenangan serta kesempurnaan tanpa
ma’rifat Allah, kecintaan kepadaNya, kesenangan saat berada dekat denganNya
inilah surgaNya di dunia, sebagaimana tiada kenikmatan diakhirat ataupun
kemenangan kecuali berada di sisinYa di dalam surga akhiratNya. Dia mempunyai
dua surga, tidak bisa seseorang mencapai surga kedua sebelum mendapat surga
pertama.
Ibnu Qayyim berkata, “Saya mendengar Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah berkata; “Sesungguhnya di dunia ada surga. Barangsiapa belum
memasukinya maka ia tidak akan masuk surga akhirat’.”
Beberapa orang yang mengerti berkata, “Sesungguhnya hati itu
dilewati beberapa masa.” Saya katakan, “Apabila ahli surga dalam keadaan
seperti itu, maka mereka dalam kehidupan yang baik.”
Orang-orang yang mencintai Allah berkata, “Orang-ornag
miskin di dunia adalah yang keluar dari dunia. Apakah kenikmatannya Yaitu
kecintaan kepada Allah dan kerinduan untuk bertemu denganNya, menghadap
kepadanya dan menghindari selainNya.”
Setiap orang yang mempunyai hati yang hidup merasakan hal
ini dan mengakuinya.
Nah, Lima hal yang merusak hati tersebut merupakan
penghalang dari kenikmatan ini, pembatas antara hati dan kenikmatannya serta
menghalangi hati dari tujuannya serta menyebabkan bahaya dan penyakit baginya,
meski tidak menimpa orang yang sakit, tetap di khawatirkan akan menimpanya.
Disadur dari kitab Madarijus Salikin.
Disalin dari buku Taman Oarang Yang Di cintai
Mutiara hikmah Ibnu Qayyim Al-Juziah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar